Astronom Tiongkok Temukan Lubang Hitam Misterius yang Melanggar Aturan

Indonesains.id - Peneliti di Tiongkok telah mengungkap lubang hitam bermassa rendah di dalam celah massa yang sulit dipahami, menentang konsensus ilmiah sebelumnya.

Dengan menggabungkan kecepatan radial dan astrometri, mereka mengidentifikasi lubang hitam ini dalam sistem biner yang luas, menantang teori yang ada tentang evolusi biner dan pembentukan lubang hitam. Penemuan penting ini tidak hanya menambah anggota baru ke dalam rentang massa lubang hitam yang diketahui, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang dinamika sistem biner dan evolusi bintang.

Terobosan dalam Penelitian Lubang Hitam

Peneliti Tiongkok telah menemukan lubang hitam celah massa yang menjanjikan menggunakan metode kecepatan radial dan astrometri. Penelitian ini dipublikasikan secara daring pada tanggal 10 September di jurnal Nature Astronomy. Penelitian ini dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Dr. Song Wang, seorang peneliti asosiasi dari Observatorium Astronomi Nasional Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok (NAOC).

Astronom Tiongkok Temukan Lubang Hitam Misterius yang Melanggar Aturan
Para astronom Tiongkok telah mengidentifikasi lubang hitam celah massa, penemuan langka yang menantang teori astrofisika tradisional. Penemuan ini dimungkinkan dengan mengintegrasikan pengukuran kecepatan radial dan data astrometri, yang menyoroti keberadaan lubang hitam dalam sistem biner yang luas. (Kredit: SciTechDaily.com)


Selama enam dekade terakhir, para ilmuwan telah menemukan dua lusin lubang hitam bermassa bintang menggunakan metode sinar-X. Distribusi massa lubang hitam ini, terutama antara lima hingga 25 massa matahari, menunjukkan kelangkaan lubang hitam dengan massa berkisar antara tiga hingga lima massa matahari.

Baca Juga:

Kesenjangan massa mungkin disebabkan oleh mekanisme khusus selama ledakan supernova yang mencegah pembentukan lubang hitam dalam rentang massa ini. Kesenjangan massa juga dapat disebabkan oleh bias observasi, karena sistem biner yang mencakup lubang hitam bermassa lebih rendah lebih mudah terganggu oleh tendangan natal selama ledakan supernova dan karenanya lebih sulit dideteksi.

Mengungkap Lubang Hitam Tersembunyi

Meskipun pengamatan gelombang gravitasi terkini oleh Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory telah mengungkap keberadaan objek padat dalam celah massa ini, pertanyaan apakah lubang hitam bermassa rendah dapat ada dalam sistem biner masih menjadi bahan perdebatan. Sistem seperti itu diharapkan tidak berinteraksi dan tanpa emisi sinar-X dan dapat dicari menggunakan metode kecepatan radial dan astrometrik.

Penemuan Pionir

Dengan menggunakan spektroskopi yang diperoleh dari Large Sky Area Multi-Object Fiber Spectroscopic Telescope (LAMOST) dan data astrometri dari Gaia, penelitian ini melakukan pencarian biner yang mengandung komponen padat.

Astronom Tiongkok Temukan Lubang Hitam Misterius yang Melanggar Aturan
Gambar ilustrasi sistem biner G3425, termasuk raksasa merah yang tampak dan lubang hitam bermassa rendah yang tak tampak. (Kredit: Song Wang)


Para peneliti menemukan objek gelap bermassa rendah yang terletak di sistem biner G3425. Bintang yang terlihat adalah raksasa merah dengan massa sekitar 2,7 massa matahari, sedangkan massa objek gelap sekitar 3,6 massa matahari, dengan kisaran 3,1 hingga 4,4 massa matahari. Tidak ada kontribusi cahaya dari komponen lain dalam sistem selain raksasa merah, yang membuktikan bahwa pendamping gelap adalah lubang hitam, dengan massanya berada dalam celah massa.

Implikasi bagi Astrofisika

Lebih penting lagi, G3425 adalah biner lebar yang menunjukkan periode orbit sekitar 880 hari dan eksentrisitas mendekati nol. Para peneliti merasa sulit untuk menjelaskan pembentukannya melalui proses evolusi biner standar. Akibatnya, pembentukan orbit melingkar yang sangat lebar ini menantang teori evolusi biner dan ledakan supernova saat ini.

Studi ini menunjukkan bahwa menggabungkan kecepatan radial dan astrometri dapat secara efektif mendeteksi objek padat yang diam dalam sistem biner. Sistem yang menarik ini sangat menunjukkan keberadaan sistem biner yang mengandung lubang hitam bermassa rendah dan dapat memberikan wawasan baru tentang pembentukan dan evolusi sistem biner.

*****

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Boleh dijelaskan lebih detil lagi mas, itu lubang hitam di biner G3425 melanggar aturan apa ya?

    Kalo soal ukuran 5 sampai 25 x massa matahari itu bukannya hal wajar, sebab massa lubang hitam tergantung massa bintang yang meledak sebelumnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jd gini mas Agus, selama ini lubang hitam yg sudah ditemukan oleh ilmuwan itu memiliki massa seperti yg mas Agus bilang td: yaitu antara 5 - 25 massa matahari. Nah, sebelumnya para ilmuwan ini berpendapat tdk akan pernah ada lubang hitam bermassa lbh rendah lg dari kisaran massa tersebut, apalagi berada di sistem biner, karena lubang hitam bermassa lebih rendah lebih mudah terganggu oleh tendangan natal selama ledakan supernova. Nah ternyata pendapat ilmuwan ini salah sebab lubang hitam temuan terbaru tersebut justru bermassa sekitar 3,6 massa matahari, dengan kisaran 3,1 hingga 4,4 massa matahari. Apalagi letaknya dlm sistem biner. Oleh karena itu objek ini sudah melanggar byk aturan yg sudah ditetapkn ilmuwan sebelumnya baik tentang sistem biner dan evolusi bintang itu sendiri.

      Hapus
    2. Sistem bintang biner adalah sistem yang terdiri dari dua bintang yang mengorbit satu sama lain di sekitar pusat massa yang sama. Bintang-bintang tersebut terikat oleh gravitasi satu sama lain. Nah kehadiran lubang hitam tersebut jg sudah melanggar aturan sistem bintang biner ini.

      Hapus
  2. Kurang paham masalah luar angkasa kak, mohon maaf tidak bisa komentar banyak.🙏

    BalasHapus