Mengingat temuan ini, para peneliti merekomendasikan pemeriksaan anemia rutin pada lansia dengan aspirin dosis rendah. Selain itu, mereka menyarankan orang dewasa untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah kesehatan atau pengobatan apa pun.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Monash ini diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine. Mereka mengamati 18.153 orang lanjut usia yang awalnya sehat di Australia dan Amerika Serikat. Lalu, mencatat kejadian anemia selama rata-rata 4,7 tahun. Risiko terjadinya anemia ditemukan 20 persen lebih tinggi pada kelompok aspirin dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Ini adalah penelitian terbesar yang menyelidiki anemia pada orang lanjut usia sebagai bagian dari uji coba terkontrol secara acak, ASPREE (ASPirin in Reducing Events in the Elderly) – dengan separuh peserta menggunakan plasebo dan separuh lainnya mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari (100mg).
Baca Juga:
- Riset Baru: Konsumsi Rutin Kacang Pecan Bisa Kurangi Obesitas dan Peradangan
- Ahli Kimia Mengembangkan Cara Baru Untuk Memisahkan Air
Anemia umumnya dialami oleh orang lanjut usia, berpotensi memengaruhi fungsi secara keseluruhan dan meningkatkan kelelahan, kecacatan, gejala depresi, dan masalah kognitif. Selain risiko anemia yang lebih tinggi, tes darah juga menunjukkan penurunan hemoglobin yang lebih cepat dan penurunan kadar feritin (protein pembawa zat besi) pada kelompok aspirin dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Penulis utama, Associate Professor Zoe McQuilten dari Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Pengobatan Pencegahan Universitas Monash, mengatakan meskipun pendarahan diketahui merupakan efek samping aspirin, beberapa penelitian sebelumnya telah mengamati efek penggunaan aspirin jangka panjang terhadap perkembangan progresif anemia pada orang dewasa yang lebih tua.
“Studi ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai risiko tambahan terjadinya anemia akibat penggunaan aspirin dan dampaknya kemungkinan besar terjadi pada orang lanjut usia yang memiliki penyakit penyerta, seperti penyakit ginjal,” kata Associate Professor McQuilten.
Prof McQuilten juga mengatakan data baru ini memberikan wawasan kepada dokter mengenai risiko anemia akibat penggunaan aspirin berkepanjangan oleh pasien lanjut usia. “Orang lanjut usia lebih mungkin mengalami anemia secara umum dan sekarang dokter berpotensi mengidentifikasi pasien yang berisiko lebih tinggi terkena anemia,” katanya.
Prof McQuilten mendesak pasien untuk mengikuti saran dokter mereka tentang penggunaan aspirin sehari-hari. Dia memperingatkan bahwa bagi sebagian orang lanjut usia, aspirin direkomendasikan sebagai terapi yang berharga untuk mencegah serangan jantung atau stroke berulang. “Pasien tidak boleh mengubah rejimen aspirin mereka tanpa berkonsultasi dengan dokter mereka,” pungkasnya.
8 Komentar
yang namanya terlalu sering itu emang enggak baik ya
BalasHapusYups, betul sekali... 👍
Hapusterlalu kerap ambil memang tidak baik kan..
BalasHapusbetul betul betul :)
HapusGak bagus juga berarti ya kalo udah berlebihan dan keseringan, dikit"minum obat,tapi namanya usia lanjut ada aja kan permasalahan kesehatannya,memang harus selalu di pantau yaa
BalasHapusyg namanya keseringan atau sampe berlebihan itu sudah jls gak baik mbak... intinya sih hrs bisa mengontrol. itu saja
HapusBisogna stare attenti con l'aspirina.Buona domenica.
BalasHapusGrazie per la visita, Olga
Hapus